Cindelaras Cerita Rakyat



Perkiraan waktu membaca Menit

Edit
Kerajaan Jenggala di pimpin oleh seseorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seseorang permaisuri yang baik hati serta seseorang selir yang mempunyai karakter iri serta dengki. Raja Putra serta ke-2 istrinya tadi hidup didalam istana yang sangatlah megah serta damai. Sampai satu hari selir raja berencana suatu hal yang jelek pada permaisuri raja. Hal itu dikerjakan lantaran selir Raden Putra mau jadi permaisuri.

Selir baginda lantas berkomplot dengan seseorang tabib istana untuk melakukan gagasan itu. Selir baginda berpura-pura sakit kronis. Tabib istana lantas selekasnya di panggil sang Raja. Sesudah mengecek selir itu, sang tabib menyampaikan bahwa ada seorang yang sudah menyimpan toksin pada minuman tuan putri. " Orang itu tidak lain yaitu permaisuri Baginda sendiri, " kata sang tabib. Baginda jadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia selekasnya memerintahkan patih untuk buang permaisuri ke rimba serta membunuhnya.

Cindelaras

Sang Patih selekasnya membawa permaisuri yang tengah memiliki kandungan itu ke tengah rimba belantara. Namun, patih yang bijak itu tidak ingin membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah tahu kemauan jahat selir baginda. " Tuan putri tak perlu cemas, hamba bakal melaporkan pada Baginda bahwa tuan putri telah hamba bunuh, " kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja terasa senang saat sang patih melapor bila ia telah membunuh permaisuri.

Sesudah sebagian bln. ada di rimba, sang permaisuri melahirkan seseorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh jadi seseorang anak yang cerdas serta tampan. Mulai sejak kecil ia telah berteman dengan binatang penghuni rimba. Satu hari, saat tengah asik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras lalu mengambil telur itu serta punya maksud menetaskannya. Sesudah 3 minggu, telur itu menetas jadi seekor anak ayam yang sangatlah lucu. Cindelaras pelihara anak ayamnya dengan rajin. Semakin hari anak ayam itu tumbuh jadi seekor ayam jantan yang gagah serta kuat. Namun ada satu yang aneh dari ayam itu. Bunyi kokok ayam itu tidak sama dengan ayam yang lain. " Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, tempat tinggalnya di dalam rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra... ", kokok ayam itu

Cindelaras sangatlah takjub mendengar kokok ayamnya itu serta selekasnya menunjukkan pada ibunya. Lantas, ibu Cindelaras menceritakan asal usul kenapa mereka hingga ada di rimba. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras berkemauan untuk ke istana serta memaparkan kejahatan selir baginda. Sesudah di izinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Saat dalam perjalanan ada sebagian orang yang tengah menyabung ayam. Cindelaras lalu di panggil oleh beberapa penyabung ayam. " Mari, bila berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku, " tantangnya. " Baiklah, " jawab Cindelaras. Saat diadu, nyatanya ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa serta kurun waktu singkat, ia bisa menaklukkan lawannya. Sesudah sekian kali diadu, ayam Cindelaras tak terkalahkan.

Berita perihal kehebatan ayam Cindelaras menyebar dengan cepat sampai hingga ke Istana. Raden Putra pada akhirnya juga mendengar berita itu. Lalu, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. " Hamba menghadap paduka, " kata Cindelaras dengan santun. " Anak ini tampan serta cerdas, kelihatannya ia bukanlah keturunan rakyat jelata, " pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu prasyarat, bila ayam Cindelaras kalah jadi ia bersedia kepalanya dipancung, namun bila ayamnya menang jadi 1/2 kekayaan Raden Putra jadi punya Cindelaras.

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Namun kurun waktu singkat, ayam Cindelaras sukses mengalahkan ayam sang Raja. Beberapa pemirsa bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras serta ayamnya. " Baiklah saya mengakui kalah. Saya bakal menepati janjiku. Namun, siapakah kau sesungguhnya, anak muda? " Bertanya Baginda Raden Putra. Cindelaras selekasnya membungkuk seperti membisikkan suatu hal pada ayamnya. Tak berapakah lama ayamnya selekasnya berbunyi. " Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, tempat tinggalnya di dalam rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra..., " ayam jantan itu berkokok berkali-kali. Raden Putra terkejut mendengar kokok ayam Cindelaras. " Apakah benar itu? " Bertanya baginda keheranan. " Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba yaitu permaisuri Baginda. "

Berbarengan dengan itu, sang patih selekasnya menghadap serta menceritakan seluruhnya momen yang sesungguhnya sudah berlangsung pada permaisuri. " Saya sudah lakukan kekeliruan, " kata Baginda Raden Putra. " Saya bakal memberi hukuman yang setimpal pada selirku, " lanjut Baginda dengan murka. Lalu, selir Raden Putra juga di buang ke rimba. Raden Putra selekasnya memeluk anaknya serta mohon maaf atas kekeliruannya Kemudian, Raden Putra serta hulubalang selekasnya menjemput permaisuri ke rimba.. Pada akhirnya Raden Putra, permaisuri serta Cindelaras bisa berkumpul kembali. Sesudah Raden Putra wafat dunia, Cindelaras menukar kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil serta bijaksana.

Kamu baru saja membaca tentang Cindelaras Cerita Rakyat

Baca Juga Cerita Lainnya

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Learn more