Cerita Roro Jonggrang



Perkiraan waktu membaca Menit

Edit
Alkisah, pada jaman dulu ada suatu kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran serta damai. Namun, apa yang berlangsung lalu? Kerajaan Prambanan terserang serta dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan jadi terganggu. Beberapa tentara tak dapat hadapi serangan pasukan Pengging. Pada akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, serta di pimpin oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso seseorang yang sukai memerintah dengan kejam. “Siapapun yg tidak menuruti perintahku, bakal dijatuhi hukuman berat! ”, tutur Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso yaitu seseorang yang sakti serta memiliki pasukan jin. Tak berapakah lama berkuasa, Bandung Bondowoso sukai mencermati gerak-gerik Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Saya mau dia jadi permaisuriku, ” pikir Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang

Besok harinya, Bondowoso mendekati Roro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau jadi permaisuriku? ”, Bertanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku segera menginginkanku jadi permaisurinya”, tutur Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang perlu saya kerjakan? ”. Roro Jonggrang jadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Bila ia menampik, jadi Bandung Bondowoso bakal geram besar serta membahayakan keluarganya dan rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya juga mustahil, lantaran Roro Jonggrang memanglah tak sukai dengan Bandung Bondowoso.

“Bagaimana, Roro Jonggrang? ” desak Bondowoso.

Pada akhirnya Roro Jonggrang memperoleh inspirasi. “Saya bersedia jadi istri Tuan, namun ada prasyaratnya, ” Tuturnya.

“Apa prasyaratnya? Mau harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah? ”.

“Bukan itu, tuanku, kata Roro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya mesti seribu buah.

“Seribu buah? ” teriak Bondowoso.

“Ya, serta candi itu mesti usai kurun waktu semalam. ”

Bandung Bondowoso memandang Roro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Mulai sejak waktu itu Bandung Bondowoso memikirkan bagaimanakah langkahnya bikin 1000 candi. Pada akhirnya ia ajukan pertanyaan pada penasehatnya.

“Saya yakin tuanku bias bikin candi itu dengan pertolongan Jin! ”, kata penasehat.

“Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan! ”

Sesudah perlengkapan disiapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Ke-2 lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah saya! ” teriaknya dengan nada menggelegar. Selang beberapa saat, langit jadi gelap. Angin menderu-deru. Tidak lama kemudian, pasukan jin telah mengerubungi Bandung Bondowoso.

“Apa yang perlu kami kerjakan Tuan? ”, bertanya pemimpin jin.

“Bantu saya bangun seribu candi, ” pinta Bandung Bondowoso. Beberapa jin selekasnya bergerak kesana kemari, melakukan pekerjaan semasing. Kurun waktu singkat bangunan candi telah tersusun nyaris meraih seribu buah.

Disamping itu, diam-diam Roro Jonggrang mencermati dari terlalu jauh. Ia kuatir, tahu Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimanakah ini? ”, tutur Roro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Beberapa dayang kerajaan dimintanya berkumpul serta ditugaskan menghimpun jerami. “Cepat bakar seluruhnya jerami itu! ” perintah Roro Jonggrang. Beberapa dayang yang lain dimintanya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi nada hiruk pikuk, hingga serupa seperti fajar yang menyingsing.

Pasukan jin menduga fajar telah menyingsing. “Wah, matahari bakal terbit! ” seru jin. “Kita mesti selekasnya pergi saat sebelum badan kita dihanguskan matahari, ” sambung jin yang lain. Beberapa jin itu berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso pernah heran lihat kepanikan pasukan jin.

Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta telah berdiri! ”. Roro Jonggrang selekasnya mengkalkulasi jumlah candi itu. Nyatanya jumlahnya cuma 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu! ” seru Roro Jonggrang. “Berarti tuan sudah tidak berhasil penuhi prasyarat yang saya ajukan”.

Bandung Bondowoso terperanjat tahu kekurangan itu. Ia jadi sangatlah murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sembari memandang tajam pada Roro Jonggrang. “Kalau demikian kau saja yang melengkapinya! ” tuturnya sembari mengarahkan jarinya pada Roro Jonggrang. Ajaib! Roro Jonggrang segera beralih jadi patung batu. Hingga sekarang ini candi-candi itu masih tetap ada serta terdapat di lokasi Prambanan, Jawa Tengah serta dimaksud Candi Roro Jonggrang.

Kamu baru saja membaca tentang Cerita Roro Jonggrang

Baca Juga Cerita Lainnya

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Learn more