Anak Kedelapan Prabu Wasudewa Cerita Legenda Indonesia



Perkiraan waktu membaca Menit

Edit
Tersebutlah seseorang raja yang memerintah negeri Madura. Prabu Kangsa namanya. Sang raja sangatlah sakti. Badannya kebal, tak mempan kulitnya dilukai oleh aneka senjata. Terasanya tak ada yang dapat menaklukkannya. Tak mengherankan bila Prabu Kangsa sangatlah ditakuti.

Prabu Kangsa sangatlah kejam lagi sewenang-wenang perbuatannya. Dia suka menghukum siapa juga yang dia anggap bersalah. Orang yang dia anggap bersalah atau menentang kehendaknya bakal selekasnya dihukumnya dengan hukuman mati.

Anak Kedelapan Prabu Wasudewa

Syahdan, Prabu Kangsa mendengar ramalan pakar nujum. Menurut pakar nujum itu. Prabu Kangsa sesungguhnya bisa kuasai dunia. Tetapi, hasratnya itu bakal terhambat oleh seseorang anak lelaki Prabu Wasudewa yang bertakhta di Dwarawati. Prabu Kangsa lalu memberi perintah kejamnya pada beberapa patihnya untuk mengamat-amati Diah Dewaki, istri Prabu Wasudewa. Bila anak yang dilahirkan Diah Dewaki itu wanita, jadi sebaiknya dilewatkan saja. Tetapi, bila anak itu laki-laki, sebaiknya anak itu dibunuh saat itu juga saat dilahirkan.

Prabu Wasudewa tahu gagasan keji Prabu Kangsa itu. Jadi, dia juga berembuk dengan beberapa penasehat kerajaannya untuk menghindar peristiwa jelek itu berlangsung kalau anak Prabu Wasudewa kedelapan itu lahir laki-laki.

Lahirlah anak kedelapan Prabu Wasudewa itu lalu. Seseorang bayi laki-laki. Prabu Wasudewa berikan nama bayi itu Kresna. Sebentar sesudah dilahirkan, bayi itu lalu diganti dengan bayi wanita. Dengan cara rahasia serta diam-diam Kresna lalu diungsikan keluar istana kerajaan Dwarawati serta dititipkan pad asepasang suami istri pengembala lembu. Kirata serta Yasoda namanya.

Demikian rapi tersembunyinya siasat yang dikerjakan di kerajaan Dwarawati itu sampai beberapa patih Kerajaan Madura terkecoh serta berasumsi bahwa anak yang dilahirkan istri Prabu Wasudewa yaitu seseorang bayi wanita. Prabu Kangsa sangatlah senang terima laporan dari beberapa patihnya. ” Saya bakal kuasai dunia! ” demikian tuturnya. ” Saya memanglah ditakdirkan kuasai dunia. ”

Kresna tumbuh juga sebagai anak yang sudah menampakan kewibawaan serta keperkasaannya mulai sejak usianya masih tetap belia. Kresna mengaku bila Kirata yaitu ayahandanya serta Yosada yaitu ibunya. Sampai saat remaja mendekati dewasa usianya, Kresna terasa ada beberapa hal aneh yang selalu ditutup-tutupi Kirata serta Yosada. Tiap-tiap bln. mulai sejak Kresna masih tetap kecil, dia selalu dikunjungi seseorang laki-laki asing. Kresna rasakan kasih sayang lelaki asing itu sangatlah besar kepadanya. Lelaki asing itu senantiasa memberi duit serta bahan makanan untuk Kirata serta Yosada. Kresna juga senantiasa dipeluk lelaki itu sebelemu pergi meninggalkannya dengan menunggang seekor kuda.

“ Siapakah lelaki itu bapak. ” Bertanya Kresna saat kembalui dipeluk saat sebelum lelaki itu pergi.

Sampai kini Kirata serta Yosada senantiasa berdusta dengan menyampaikan bahwa lelaki itu yaitu saudara jauh mereka. Tetapi sesudah Kresna mendekati dewasa, Kirata pada akhirnya buka rahasia besar tentang asal-usul dari Kresna. ” Anakku, ketahuilah laki-laki itu sesungguhnya yaitu bapak kandungmu. Beliau yaitu Prabu Wasudewa yang bertahta di kerajaan Dwarawati. Engkau sebenarnya putra mahkota kerajaan Dwarawati. Sesaat saya serta istriku yang sampai kini anda anggap juga sebagai orang tuamu, sebenarnya hanya orangtua angkatmu. ”

Penjelasan Kirata sangatlah mengagetkan Kresna. Dia makin terperanjat mendengat argumen mengapa dia dititipkan pada orangtua angkatnya.

Sesudah tahu jati dianya yang sesungguhnya, Kresna selekasnya menguber ayahandanya. Dia lari sekuat tenaga untuk menguber ayahandanya yang menunggang kuda. Pengejarannya selesai di tepi sungai, sedang Prabu Wasudewa sudah ada diseberang sungai. Hanya satu jembatan untuk melewati sungai itu sudah diangkat oleh Prabu Wasudewa. Hal semacam ini dikerjakan supaya kehadiran Kresna tidak bisa di ketahui oleh beberapa mata-mata Raja Kangsa.

Kresna tak menyerah. Tanpa ada takut serta sangsi dia selekasnya menceburkan diri kedalam sungai yang dalam serta lebar. Prabu Wasudewa sangatlah kaget lihat anak kandungnya menceburkan diri kedalam sungai. Kuda tungganannya selekasnya dipacu mendekati tepi sungai. Prabu Wasudewa sangatlah cemas dengan keselamatan Kresna lantaran tahu sungai itu diisi beberapa puluh buaya ganas.

Kecemasan Prabu Wasudewa tidaklah terlalu berlebih. Waktu badan kresna masuk ke air, tiga ekor buaya segera menyerangnya. Tiga moncong buaya terbuka lebar-lebar untuk melumat badan Kresna.

Dengan moncong besarnya salah satu buaya selekasnya menyergap Kresna. Tetapi peristiwa mencengangkan berlangsung, Kresna tak menghidar dari serangan itu. Dia jadi menangkap mulut buaya serta dengan gerakan cepat dia menarik lidah dari buaya sungai yang ganas. Meraung-raung kesakitan buaya besar itu saat kresna menarik lidahnya. Peristiwa ini bikin buaya lain ketakutan lihat kesaktian dari Kresna, mereka selekasnya berenang menjauh.

Masih tetap di dalam sungai Kresna melempar lidah buaya besar kedaratan. ” Lidah ini bakal berguna untuk manusia. ” Demikian katanya.

Kresna kemudia keluar dari dalam sungai serta menjumpai Prabu Wasudewa. Dihaturkannya sembah hormatnya. ” Ayahanda. ” Tuturnya. ” Saya sukses. ”

Prabu Wasudewa sangatlah terperanjat sekalian bangga buka main merasakan kesaktian serta keberanian anak kedelapannya. Kresna juga di ajak ke kerajaan Dwarawati. Tanpa ada takut bakal serangan dari Prabu Kangsa, Prabu Wasudewa menginformasikan bahwa Kresna adalah anak kedelapannya.

Tidak terkirakan terperanjatnya Prabu Kangsa tahu bila anak kedelapan dari Prabu Wasudewa yaitu seseorang laki-laki. Dia selekasnya memerintahkan beberapa patih serta panglima perangnya untuk menyerang kerajaan Dwarawati. Penyerangan itu segera di pimpin oleh Prabu Kangsa sendiri.

Peperangan dahsyatpun berlangsung. Peperangan untuk penuhi hasrat Prabu Kangsa dalam kuasai dunia. Prabu Kangsa segera bertemu dengan Kresna. Prabu Kangsa menyerang Kresna dengan semua kesaktiannya. Tetapi nyatanya kesaktian Kresna masih tetap ada jauh di atas kekuatan Prabu Kangsa. Sesudah alami pertempuran yang sengit, pada akhirnya Prabu Kangsa tewas ditangan Kresna. Sesudah tewasnya Prabu Kangsa, peperangan pada Kerajaan Madura serta kerajaan Dwarawati juga selesai. Nama Kresnapun melambung, dia di kenal juga sebagai raja yang disegani serta dihormati.

Lalu apa yang berlangsung dengan lidah buaya yang dilempar oleh Kresna?

Lidah buaya itu lalu menjelma jadi pisang istimewa dengan batang pohon besar. Buah-buanya mirip lidah buaya serta terasa sangatlah manis. Pohon pisang itu lalu di kenal juga sebagai pohon pisang gdang saba.

Kamu baru saja membaca tentang Anak Kedelapan Prabu Wasudewa Cerita Legenda Indonesia

Baca Juga Cerita Lainnya

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Learn more