Sekarang Kamu Tahu Part 12 : Sebuah Kisah Nyata dari Mantan Indigo



Perkiraan waktu membaca Menit

Edit

Sekarang Kamu Tahu Part 12 : Sebuah Kisah Nyata dari Mantan Indigo

“Riko??, maksud kamu senior yang ngak sengaja saya ketemu di parkiran itu?”, “kamu bilang ngak sengaja ketemu? kemaren saya lihat kamu ngobrol juga sama dia trus tadi pagi kamu juga ketemu kan? kamu bilang ngak sengaja?” “saya juga kenal dia kemaren, lagian juga ngak sengaja ketemu di parkiran pas mau ambil motor”. “udah deh kamu ngak usah alasan pasti kamu suka kan sama dia?
ngak usah sok kecantikan”,
emosi saya mulai naik saat dia bicara seperti itu, tapi saya mencoba untuk menahan diri agar tidak terpancing, “ngapain kamu diam? awas ya kamu jangan dekati dia lagi”. setelah dia menatap saya dengan tatapan sinis dia langsung pergi dari tempat duduk saya, namanya intan, dia teman sekelas saya, tapi semenjak awal masuk ke SMA itu saya memang tidak dekat dengannya, dan kalau yang saya tangkap dari pembicaraan itu sepertinya dia suka dengan senior itu.

Saat jam istirahat saya pergi ke belakang salah satu kelas kosong tempat biasa saya bertemu dengan Anjani, dia sudah menunggu saya disana, “kenapa lagi? kenapa kamu meminta saya kesini?” “resi… mulai sekarang kamu harus berhati-hati karna banyak sekali sosok jahat yang mengikutimu” “sosok jahat? siapa maksudmu?” “dia…. dia yang ada dibelakangmu” kemudian saya menoleh kebelakang tapi tidak ada sosok gaib yang saya lihat “mana anjani? mana?”. “dia menempel di pundakmu, dia berupa sosok kepala mengerikan yang menempel di pundakmu”, “anjani, kamu jangan menakuti saya seperti itu” “saya tidak menakutimu, berhati-hatilah saya tidak bisa membantumu, kamu sendiri yang harus menyelesaikannya”

Kemudian sosok anjani hilang begitu saja, saya merasa sangat ketakutan, saya pegang pundak saya perlahan dan rasanya sangat dingin. lalu saya berlari meninggalkan tempat itu karna perasaan saya sangat tidak enak. “sosok kepala menakutkan? siapa lagi itu, permasalahan yang lain belum saya selesaikan dan sekarang ada lagi permasalahan lain” air mata saya menetes saat berjalan menuju kelas. “res… kenapa kamu?”, dia lagi.. sebaiknya saya menghindar saja. “res kamu kenapa? kok ngak jawab?, “maaf, saya mau ke kelas dulu”. saya tidak mau menambah permasalahan baru hanya karna senior itu, saya mau fokus dengan masalah kutukan ini saya tidak mau menambah perselisihan dengan teman sekelas lagi.

saat sampai di depan kelas, salah satu guru paruh baya memakai kaca mata memperhatikan saya, saya juga melihat ke arahnya sekilas dan sepertinya dia bukan guru MIPA. kemudian dia memnggil saya, “kamu kesini dulu ada yang mau bapak sampaikan sama kamu” kemudian saya mengikutinya. “saya melihat sosok jahat di pundakmu” sontak pernyataan itu membuat saya kaget “bapak bisa melihatnya?” “iya saya melihatnya, makanya saya memanggil kamu tadi, kamu tau kalau di pundakmu ada sosok itu?” “iya.. saya tau pak, tapi saya tidak bisa melihatnya” lalu bapak itu terdiam sejenak “kamu ternyata punya bakat melihat makhluk gaib, bawaan dari lahir?”

awalnya saya ragu untuk menjawabnya kemudian saya bilang kalau bakat itu baru saya dapatkan terjadi obrolan yang cukup panjang dengan bapak itu, dia guru IPS dan dia seorang wakil kesiswaan di SMA itu, dan ternyata dia sama seperti saya dia bisa berkomunikasi dan melihat alam gaib itu. tapi karna tetap saya tidak mau bercerita banyak tentang apa yang saya alami semenjak mendapatkan bakat ini, tetapi yang membuat saya terkejut dia bisa membaca isi pikiran saya, terakhir dia berpesan agar lebih berhati-hati dengan bakat yang saya miliki, jangan sampai bakat ini membawa saya ke jalan yang salah dan kalau butuh konsultasi bisa temui dia dan ibuk BK ke ruang BK. saya merasa sedikit lega karna ada yang bisa menerima cerita saya yang tidak masuk akal,

ternyata bukan hanya saya yang mengalami ke anehan ini, sepertinya saya memang harus berkonsultasi dengan guru BK. hal itulah yang terlintas di kepala saya saat itu. kemudian saya kembali ke kelas ternyata pelajaran sudah dimulai, saat saya masuk ke kelas intan dan teman-temannya meneriaki saya dengan ledekan, tapi saya diam dan berjalan ke tempat duduk. dan seperti kemaren teman-teman yang lain juga tidak ada yang mengajak saya bicara. oh iya satu lagi bahkan saat saya tidak masuk 2 minggu kemaren juga tidak ada satupun teman saya yang bertanya kenapa saya tidak masuk. jujur saat itu saya merasa sedih kenapa mereka semua menjauhi saya? apa salah saya sama mereka?. jam pelajaran terakhir hari itu adalah matematika, gurunya perempuan anggap saja namyanya buk Ema, awal masuk ke kelas buk Ema mengambil absen, saat nama saya di panggil saya mengacungkan tangan lalu buk Ema bilang “hah, kamu udah skolah lagi? saya kira kamu udah berenti skolah. pacar aja meninggal kok sampai ngak masuk skolah 2 minggu”.
DEG… seketika jantung saya berdegup “maksudnya apa ya buk?” tapi buk Ema tidak mempedulikan pertanyaan saya dan terus mengabsen siswa yang lain. “pacar meninggal? maksudnya apa? kenapa dia bisa bicara seperti itu”. hal tersebut membuat saya heran kenapa ibuk itu bisa bilang seperti itu, aneh sekali (kalian ingat saat saya melihat kejadian kecelakaan di part  11). “Resi, coba kamu kerjakan soal halaman *** kedepan!” buk Ema menyuruh saya kedepan, karna dari tadi saya tidak focus memperhatikan pelajaran saya jdi kelagapan mengerjakannya di depan, dan kembali lagi Buk Ema meledek saya “makanya kerjaan jangan pacaran terus, pas pacar meninggal kayak gini kan jadinya” lalu semua murid di kelas tertawa. saya langsung membalikkan badan kearah buk Ema “maksud ibuk apa dari tadi bilang pacar meninggal terus?”.

“kemaren 2 minggu yang lewatkan pacar kamu tuh yang meninggal kecelakaan sampai kamu histeris di TKP dan ngak masuk selama 2 minggu” GUP.. darah saya mendesir, mata saya memerah, tangan saya bergetar tanpa saya sadari tangan saya mengepal, mengepal dengan keras, saya berjlan dengan perlahan kearah buk Ema dengan tatapan marah. dan langsung 2 orang teman saya memegangi saya karna takut saya akan menyakiti buk ema. dada saya sesak tidak bisa menahan emosi, mata saya seperti ditutup dengan kain hitam, saya tidak bisa melihat apa-apa saya tidak bisa mengendalikan tubuh saya, hingga akhirnya saya tidak sadarkan diri. dan yang terjadi saat itu adalah saya KESURUPAN.

 saya tidak tau apa yang terjadi saat saya kerasukan. ternyata yang membantu saya sewaktu kesurupan adalah bapat tadi, anggap saja nama bapak itu pak ali. ibu dan kakak saya datang kesekolah menjemput saya. saya baru sadar setelah sampai di rumah setelah jam 9 malam. seperti biasa saya bangun dengan tangan yang lebam-lebam, rasanya tulang-tulang saya remuk semua, dari ujung kepala sampai ke ujung kaki seperti rasa digiling dengan drum besar, saranya sakit sekali, dan juga ada beberapa luka di tangan dan di kaki saya. dan ini sudah biasa bagi saya.

Lanjut nanti di Part 13

Index Cerita

Kamu baru saja membaca tentang Sekarang Kamu Tahu Part 12 : Sebuah Kisah Nyata dari Mantan Indigo

Baca Juga Cerita Lainnya

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Learn more